detikFood.com |
1.
Jajan di tempat yang baik
Kalau mau mendapat
makanan berkualitas baik, kita juga harus jajan di tempat yang baik. Bagaimana
tempat yang baik untuk jajan? Tempat yang paling baik adalah di rumah. Daripada
kita jajan di luar, lebih baik membuat cemilan sendiri. Tentu saja, makanan yang
dibuat sendiri dapat kita pastikan tidak mengandung zat berbahaya. Mintalah
mama untuk membuatkan cemilan. Kalau tidak tahu caranya, search aja di web. Apabila mama sedang sibuk, kita bisa kok membuat
makanan sendiri. Carilah resep masakan yang mudah.
Tempat yang baik untuk
jajan selain di rumah juga banyak, misalnya di kantin sekolah, di kafe, atau
rumah makan langganan yang bisa kita percaya.
Kita sudah membahas
tempat yang baik untuk jajan. Nah, bagaimana dengan tempat yang tidak baik
untuk jajan? Sering kita dengar nasihat-nasihat orangtua atau guru kita,
“janganlah jajan sembarangan!” Maksudnya, kita tidak boleh jajan di sembarang
tempat. Jajanan yang dijual pedagang kaki lima tidak dapat dipastikan
keamanannya. Pedagang-pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan
bukanlah tujuan yang baik untuk jajan sehat. Demikian juga pedagang-pedagang
makanan kecil yang berjualan di depan pagar sekolah. Jajanan yang mereka jual
tidaklah higienis dan sehat. Memang mereka menjual makanan dengan harga murah dan
sangat terjangkau bagi anak sekolah, namun sebagian besar dari mereka
menghiraukan keamanan dan kebersihan makanan yang mereka jual.
2. Jangan
mudah tertarik oleh penampilan makanan
Makanan yang berwarna
cerah dan menarik memang mengundang selera makan. Warna makanan diperoleh dari
zat pewarna alami atau sintetis. Pewarna sintetis banyak digunakan oleh
pedagang karena lebih murah dan mudah dibandingkan pewarna alami (seperti daun
pandan, daun suji, kunyit, dll). Namun pewarna sintetis memiliki dampak negatif
bagi tubuh bila dikonsumsi jangka panjang, misalnya kangker.
Selain itu, banyak pula
pedagang nakal yang menggunakan pewarna tekstil untuk makanannya. Pewarna
tekstil dipilih karena harganya yang lebih murah daripada pewarna makanan.
Bahayanya, zat Rhodamin B dan Methanil Yellow yang terkandung dalam pewarna
tekstil bersifat racun bagi tubuh. Efek jangka pendeknya adalah iritasi,
keracunan, dan efek jangka panjangnya adalah kerusakan hati, hingga kangker.
3. Curigai
makanan yang harganya murah
Harga murah memang
menjadi pertimbangan saat mengonsumsi makanan. Harga jajanan memang bervariasi.
Ada yang murah, ada pula yang mahal. Namun kita tidak boleh terlena dengan
harga yang murah. Karena biasanya makanan yang harganya murah atau di bawah
rata-rata memiliki kualitas yang lebih rendah dari makanan sejenis yang
harganya lebih tinggi. Kualitas yang dimaksud dapat berupa kualitas bahan baku
yang rendah, kebersihan yang tidak diperhatikan, atau penambahan zat aditif
berbahaya seperti pewarna tekstil dan pengawet (formalin dan boraks) yang bertujuan
untuk mengurangi pengeluaran modal, menambah daya tarik, dan mencegah kerugian.
4. Perhatikan
kemasan makanan
Makanan yang dikemas
menggunakan plastik, daun pisang, atau kertas, harus kita perhatikan
keamanannya. Pengemasan makanan yang baik adalah tertutup rapat sehingga
terhindar dari kotoran serta lalat. Selain itu, kita juga harus kritis bila
membeli makanan yang dikemas dengan kertas. Banyak penjual makanan membungkus
makanan yang dijualnya menggunakan kertas bekas. Kertas bekas tidak terjamin
kebersihannya. Apalagi kertas koran bekas. Koran bekas masih mengandung tinta
yang dapat menempel pada makanan. Tentunya ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Adapun jajanan yang biasa dibungkus dengan kertas bekas adalah gorengan.
Sebaiknya gunakan plastik food grade, atau tissue untuk membawa gorengan
tersebut.
5. Perhatikan
gizi makanan
Alangkah baiknya kalau kita jajan
bukan hanya untuk mengganjal perut, tapi juga memperoleh gizi dan energi. Jajanan
bergizi menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan dan metabolisme. Seyogyanya kita
memilih jajanan bukan hanya rasanya, tetapi juga nutrisinya. Jajanan bernutrisi
misalnya roti, sandwich, jus buah, dan minuman susu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar