Jumat, 11 Mei 2012

Tips Jajan Sehat


detikFood.com
Jajan sudah menjadi kebiasaan bagi kalangan pelajar. Namun, banyak anak-anak yang kurang peduli terhadap kesehatan jajanan yang mereka makan. Apalagi adik-adik kita yang masih duduk di Sekolah Dasar. Mereka jajan tanpa memperhatikan kesehatan makanan, yang penting rasanya enak, harganya terjangkau, dan warnanya menarik. Namun apakah jajanan-jajanan seperti itu aman bagi tubuh?
Bagi teman-teman yang suka jajan/ngemil, ada beberapa tips untuk memilih jajanan. Semoga tips-tips berikut dapat membantu teman-teman dalam menjaga kesehatan, tanpa harus menghindari cemilan.

1.       Jajan di tempat yang baik
Kalau mau mendapat makanan berkualitas baik, kita juga harus jajan di tempat yang baik. Bagaimana tempat yang baik untuk jajan? Tempat yang paling baik adalah di rumah. Daripada kita jajan di luar, lebih baik membuat cemilan sendiri. Tentu saja, makanan yang dibuat sendiri dapat kita pastikan tidak mengandung zat berbahaya. Mintalah mama untuk membuatkan cemilan. Kalau tidak tahu caranya, search aja di web. Apabila mama sedang sibuk, kita bisa kok membuat makanan sendiri. Carilah resep masakan yang mudah.
Tempat yang baik untuk jajan selain di rumah juga banyak, misalnya di kantin sekolah, di kafe, atau rumah makan langganan yang bisa kita percaya.
Kita sudah membahas tempat yang baik untuk jajan. Nah, bagaimana dengan tempat yang tidak baik untuk jajan? Sering kita dengar nasihat-nasihat orangtua atau guru kita, “janganlah jajan sembarangan!” Maksudnya, kita tidak boleh jajan di sembarang tempat. Jajanan yang dijual pedagang kaki lima tidak dapat dipastikan keamanannya. Pedagang-pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan bukanlah tujuan yang baik untuk jajan sehat. Demikian juga pedagang-pedagang makanan kecil yang berjualan di depan pagar sekolah. Jajanan yang mereka jual tidaklah higienis dan sehat. Memang mereka menjual makanan dengan harga murah dan sangat terjangkau bagi anak sekolah, namun sebagian besar dari mereka menghiraukan keamanan dan kebersihan makanan yang mereka jual.

2.       Jangan mudah tertarik oleh penampilan makanan
Makanan yang berwarna cerah dan menarik memang mengundang selera makan. Warna makanan diperoleh dari zat pewarna alami atau sintetis. Pewarna sintetis banyak digunakan oleh pedagang karena lebih murah dan mudah dibandingkan pewarna alami (seperti daun pandan, daun suji, kunyit, dll). Namun pewarna sintetis memiliki dampak negatif bagi tubuh bila dikonsumsi jangka panjang, misalnya kangker.
Selain itu, banyak pula pedagang nakal yang menggunakan pewarna tekstil untuk makanannya. Pewarna tekstil dipilih karena harganya yang lebih murah daripada pewarna makanan. Bahayanya, zat Rhodamin B dan Methanil Yellow yang terkandung dalam pewarna tekstil bersifat racun bagi tubuh. Efek jangka pendeknya adalah iritasi, keracunan, dan efek jangka panjangnya adalah kerusakan hati, hingga kangker.

3.       Curigai makanan yang harganya murah
Harga murah memang menjadi pertimbangan saat mengonsumsi makanan. Harga jajanan memang bervariasi. Ada yang murah, ada pula yang mahal. Namun kita tidak boleh terlena dengan harga yang murah. Karena biasanya makanan yang harganya murah atau di bawah rata-rata memiliki kualitas yang lebih rendah dari makanan sejenis yang harganya lebih tinggi. Kualitas yang dimaksud dapat berupa kualitas bahan baku yang rendah, kebersihan yang tidak diperhatikan, atau penambahan zat aditif berbahaya seperti pewarna tekstil dan pengawet (formalin dan boraks) yang bertujuan untuk mengurangi pengeluaran modal, menambah daya tarik, dan mencegah kerugian.
4.       Perhatikan kemasan makanan
Makanan yang dikemas menggunakan plastik, daun pisang, atau kertas, harus kita perhatikan keamanannya. Pengemasan makanan yang baik adalah tertutup rapat sehingga terhindar dari kotoran serta lalat. Selain itu, kita juga harus kritis bila membeli makanan yang dikemas dengan kertas. Banyak penjual makanan membungkus makanan yang dijualnya menggunakan kertas bekas. Kertas bekas tidak terjamin kebersihannya. Apalagi kertas koran bekas. Koran bekas masih mengandung tinta yang dapat menempel pada makanan. Tentunya ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Adapun jajanan yang biasa dibungkus dengan kertas bekas adalah gorengan. Sebaiknya gunakan plastik food grade, atau tissue untuk membawa gorengan tersebut.

5.       Perhatikan gizi makanan
Alangkah baiknya kalau kita jajan bukan hanya untuk mengganjal perut, tapi juga memperoleh gizi dan energi. Jajanan bergizi menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan dan metabolisme. Seyogyanya kita memilih jajanan bukan hanya rasanya, tetapi juga nutrisinya. Jajanan bernutrisi misalnya roti, sandwich, jus buah, dan minuman susu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar