Apa jadinya makanan tanpa warna? Bagaimana rasa
makanan tanpa bumbu tambahan? Bagaimana membuat makanan menjadi lebih awet?
Ketiga pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan zat aditif. Apa itu zat aditif?
Zat aditif adalah bahan alami atau sintetis yang dicampurkan ke dalam makanan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan, menambahkan kelezatan, atau
mengawetkan makanan.
Penggunaan zat aditif sebenarnya sudah dimulai
sejak ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang kita telah menggunakan garam untuk
mengawetkan daging dan ikan, serta rempah-rempah untuk melezatkan makanan.
Tetapi di zaman modern sudah banyak variasi zat aditif yang digunakan untuk
makanan. Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi zat aditif alami
dan zat aditif buatan (sintetis).
Di antara kedua jenis zat aditif tersebut, yang
lebih aman dikonsumsi adalah zat aditif alami, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan zat aditif buatan dibuat dari bahan kimia yang memiliki efek samping
bagi tubuh bila dikonsumsi.
Berikut ini dipaparkan dua jenis zat aditif. Check it out!
A. Bahan Pewarna Makanan
1. Bahan Pewarna Alami
Kunyit sebagai bahan pewarna alami. |
Bahan pewarna alami lain yang juga sering
digunakan, antara lain seperti berikut :
a) daun pandan dan daun suji untuk menghasilkan
warna hijau;
b) gula merah dan karamel untuk menghasilkan
warna cokelat;
c) cabai, tomat, dan paprika untuk menghasilkan
warna merah.
Pewarna alami lebih aman dikonsumsi tetapi
macamnya terbatas, dan sulit untuk memperolehnya dalam jumlah besar sehingga
industri makanan lebih senang menggunakan pewarna sintetis.
2. Bahan Pewarna Buatan
Pernahkah kamu melihat makanan dengan tampilan
warna yang sangat menarik? Agar makanan terlihat menarik, para produsen makanan
biasanya menambahkan bahan pewarna. Nah, bahan pewarna buatan apa saja yang
biasa digunakan dalam makanan?
Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk
dipakai yaitu :
- amarant (pewarna merah)
- tartrazine (pewarna kuning)
- erythrosine (pewarna merah)
- fast green FCF (pewarna hijau)
- sunset yellow (pewarna kuning)
- brilliant blue (pewarna biru).
Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, kamu
harus selalu berhati-hati dalam memilih makanan yang menggunakan bahan pewarna
buatan karena penggunaan yang berlebihan tidak baik bagi kesehatanmu.
B. Bahan Pemanis Makanan
1. Bahan Pemanis Alami
Jika kamu ingin membuat air teh yang manis,
bahan apa yang ditambahkan ke dalam air teh? Kamu pasti akan menambahkan gula
pasir. Gula pasir merupakan salah satu contoh bahan pemanis alami yang sering
digunakan dalam rumah tangga. selain itu ada juga gula merah yang terbuat dari
pohon kelapa atau aren.
2. Bahan Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan
buatan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis.
Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh pemanis
buatan antara lain sakarin, siklamat dan aspartam. Sakarin atau "biang
gula" memiliki tingkat kemanisan 350 – 500 kali gula alami.
C. Bahan Pengawet Makanan
1. Bahan Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan
adalah garam, cuka, dan gula. Bahan pengawet alami ini digunakan untuk
mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik. Metode pengawetan
menggunakan garam dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama
bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan diyakini mampu
menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab busuk, sehingga makanan
tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan
yang lebih lama dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa
hari atau jam saja.
2. Bahan Pengawet Buatan
Menurutmu adakah makanan dalam kemasan tanpa
menggunakan bahan pengawet? Pada zaman modern ini rasanya hal itu tidak mungkin
karena zaman sekarang ini menuntut penyajian yang serba cepat dan tahan lama.
Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk
dipakai, namun kurang aman jika digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan
pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut :
- Kalsium Benzoat, Bahan pengawet ini dapat menghambat
pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri
bukan pembusuk.
- Sulfur Dioksida (SO2), Bahan pengawet ini juga banyak
ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop, dan acar.
- Kalium Nitrit, Kalium nitrit berwarna putih atau kuning
dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat.
- Kalsium Propionat/Natrium Propionat dan Natrium
Metasulfat, Ketiganya termasuk dalam golongan asam propionat, sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini
biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung.
- Asam Sorbat, Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan
keju, salad, buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat.
Zat pengawet yang tidak boleh digunakan karena
memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya. misalnya boraks, formalin, dan
rhodamin-B. Formalin tidak boleh digunakan karena dapat menyebabkan kanker
paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. biasanya formalin
digunakan untuk mengawetkan mayat. Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet
makanan dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit. selain itu
ketiga zat ini termasuk zat yang bersifat karsinogen (penyebab timbulnya
kanker)
D. Bahan Penyedap Makanan
1. Bahan Penyedap Alami
Bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk
menimbulkan rasa gurih pada makanan, antara lain santan kelapa, susu sapi, dan
kacang-kacangan. Selain itu, bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan
sebagai bumbu masakan, antara lain lengkuas, ketumbar, cabai, kayu manis, dan
pala. Tujuan ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan,
mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang saat pemprosesan dan
memberi cita rasa tertentu pada makanan.
2. Bahan Penyedap Buatan
Salah satu produk MSG (vetsin) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar